18/05/2024

Kementerian Kesehatan Indonesia kini sudah merekomendasikan semua orang untuk menggunakan masker di tempat umum, mencuci tangan dan tidak menyentuh muka kecuali sudah mencuci tangan dengan bersih. Terus bagaimana kalau sepedaan, apa mesti pakai masker juga?

Beberapa hari ini ada kabar pesepeda road bike yang meninggal di Monas, Jakarta, caption videonya disebutkan, pesepeda itu meninggal karena memakai masker, menghirup CO2 terus menerus karena pakai masker. Jadi enaknya gmn, apa bersepeda harus pakai masker?

Menurut dokter jantung dari Siloam Hospital, dr Vito A Damay, SpJP, mengatakan penggunaan masker sedikit banyak memang menghalangi pertukaran udara. Namun risiko penumpukan karbondioksida juga dipengaruhi jenis masker dan seberapa rapat masker tersebut menutup wajah.

“Harusnya pemakaian masker kain dan masker bedah tidak semudah itu membuat orang meninggal. Kecuali, masker yang digunakan sangat rapat sampai tidak ada celah dan rongga sedikitpun,” kata dr Vito seperti ditulis situs detikcom.

Menurut dokter ahli penyakit dalam (internis) dari San Fransisco, Dr Shoshana Ungerleider, seperti ditulis di PopSugar  menggunakan masker saat bersepeda merupakan hal yang penting terutama saat bersepeda di kawasan yang padat.

“Jika anda tengah gowes di perkotaan dimana banyak orang di sekitar anda, anda harus mengenakan masker,” ujar dr Ungerleider.

Tips Membeli Sepeda yang Cocok

Dia pun mengingatkan jaraknya dijaga, sekitar 2 meter dari pesepeda lain. Tapi jika sepedaan di area pedesaan, dimana tidak ada orang atau jarang ada orang lain, aman untuk tidak pakai masker, namun tetap aja mesti sedia masker jika di jalan bertemu orang lain.Meskipun sebagian besar orang  dapat berolahraga dengan mengenakan masker wajah, orang mungkin merasa bakal terasa lebih sempit, dan Anda harus tetap memperhatikan pernapasan Anda. “Penting untuk diketahui bahwa memakai masker pelindung apa pun mengurangi aliran udara ke paru-paru Anda, itu berarti oksigen di paru-paru Anda dan ke dalam aliran darah ke otot-otot Anda jadi lebih sedikit,” kata Dr. Ungerleider. Anda mungkin tidak bisa berolahraga dalam kondisi yang sama jika Anda tidak mengenakan masker. Dr. Ungerleider merekomendasikan untuk memperhatikan tubuh Anda dan berhenti bersepeda jika Anda merasa sesak napas, pusing, pusing, atau mengalami mati rasa atau kesemutan, karena ini bisa menjadi tanda bahwa Anda berolahraga terlalu keras.

“Mereka yang baru bersepeda atau tidak berolahraga dalam waktu yang lama harus mengambil tindakan pencegahan ekstra jika bersepeda sambil mengenakan masker,” kata Dr. Ungerleider. Jika Anda memiliki kondisi jantung atau paru-paru, tanyakan kepada dokter Anda tentang keamanan berolahraga dengan masker wajah sebelum Anda berangkat untuk perjalanan pertama Anda.

Masker gak perlu dipakai kalau sendirian gini ya?

Saat memilih masker, Dr. Ungerleider berkata Anda harus memilih bahan yang paling nyaman. “Berbagai jenis penutup wajah memiliki berbagai tingkat pembatasan aliran udara, tergantung pada jenis dan ketebalan bahan,” jelasnya. Misalnya, buff dapat dapat direntangkan di hidung dan mulut Anda. Buff biasanya terbuat dari kain sintetis yang lebih tipis, yang mungkin terasa lebih nyaman daripada masker kain. Namun, dia mengingatkan bahwa masker buff yang lebih nyaman mungkin tidak protektif karena udara dapat lebih mudah mengalir, itulah sebabnya sangat penting untuk waspada dalam menjaga jarak. “Cobalah beberapa jenis masker dan kain yang berbeda untuk melihat mana yang terbaik,” kata Dr. Ungerleider.