
Atlet downhill Riska Amelia (Foto: IG Riska Amelia)
Gowesku.com – Siapa yang menyangka dari kota kecil Sumedang, Jawa Barat lahir seorang perempuan tangguh yang sudah mencetak prestasi di lintasan sepeda downhill yang ekstrem.
Riska Amelia Agustina, atlet muda berbakat yang sudah berhasil mengibarkan Merah Putih lewat keberaniannya menaklukkan lintasan terjal. Di usia yang masih muda, Riska telah menjadi salah satu ikon baru balap sepeda gunung Indonesia.
Dominasi Riska di lintasan sepeda downhill ditunjukkan saat tampil saat kejuaraan Indonesian Downhill 2025 di Ternadi Bike Park, Kudus. Pada final putaran pertama yang berlangsung pada, Minggu (4/5/2025), dia berhasil berdiri di podium satu kompetisi tersebut.
Riska Agustina dari CSK Factory Team sukses menyelesaikan lintasan dengan waktu terbaik, 3 menit 19.204 detik. Keunggulannya cukup jauh dari pesaing terdekatnya, Ayu Triya Andriana (Polair DH Team), yang finish di posisi kedua dengan waktu 3 menit 28.844 detik. Peringkat ketiga diraih Nilna Murni Ningtias dari Spartan Racing Team.
“Saya senang sekali akhirnya dapat tampil maksimal dan menjadi juara setelah gagal dalam beberapa percobaan sebelumnya,” ungkap Riska, yang juga tampil tercepat di sesi seeding run sehari sebelumnya.
Ternadi Bike Park, yang terkenal dengan jalurnya yang ekstrem, menjadi ajang uji nyali bagi banyak rider profesional. Lintasan dengan level C1 dari Union Cycliste Internationale (UCI) itu bukan hanya menjadi saksi kecepatan, tetapi juga ketangguhan mental dan teknik para rider.
Tak hanya keberaniannya menuruni bukit dengan kecepatan tinggi, keberhasilan Riska ditunjukan dengan konsistensinya meraih prestasi nasional dan internasional.

Pada kejuaraan Asia Mountain Bike 2025 di Guizhou, China, Riska sukses membawa pulang medali perak untuk Indonesia di nomor Downhill Elite Women. Prestasi ini melengkapi deretan medali dari berbagai ajang nasional seperti PON XXI 2024, Kejurnas 2022 dan 2024, hingga Kejuaraan Banyuwangi Ijen Geopark Downhill.
Riska beralasan dipilihnya downhill karena tantangannya. “Downhill bukan sekadar olahraga. Ini tentang keberanian, strategi, dan kepercayaan pada diri sendiri,” kata Riska dikutip dari wawancaranya dengan media lokal.
Bagi Riska, setiap turunan curam adalah ruang untuk pembuktian diri, bahwa perempuan Indonesia bisa tangguh dan berani menghadapi risiko besar.
Untuk menjaga performanya, Riska selalu disiplin menjalani latihan fisik intensif, mulai dari teknik riding, kekuatan kaki dan tangan, hingga penguasaan sepeda di berbagai medan. Ia juga menjaga nutrisi dan rutin melakukan simulasi lintasan dengan pelatih nasional. Meski tak jarang mengalami cedera, namun semangatnya tak pernah surut.(*)