29/03/2024

Kementerian Perindustrian sedang berupaya memperdalam struktur manufaktur pada sektor industri
sepeda di dalam negeri. Hal ini guna mendorong tumbuhnya produsen komponen sehingga dapat lebih
mengoptimalkan penggunaan produk lokal dalam mata rantai produksi sepeda.

“Kami akan koordinasikan dengan berbagai pihak, terutama sektor industrinya itu sendiri untuk bisa
mengembangkan sepeda dengan komponen-komponen yang diproduksi di dalam negeri,” kata Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di sela kegiatannya bersepeda di Jakarta, Minggu (12/7/2020) lalu.

Menperin melihat, potensi pasar domestik untuk industri sepeda sangat besar sehingga peluang
bisnisnya juga masih terbuka lebar. Apalagi, di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat
banyak yang memilih olahraga dengan bersepeda untuk bisa menjaga kesehatannya.

“Kami lihat tren penggunaan dan penjualan sepeda lagi naik. Kenaikan ini tidak akan sebentar, dan kami
juga lihat kalaupun Covid-19 sudah selesai, naik sepeda sudah jadi lifestyle, sehingga demand-nya dalam
jangka menengah tidak akan menurun, bahkan masih akan naik,” paparnya.

Guna memacu daya saing industri sepeda di tanah air, Agus menyatakan, pihaknya akan melakukan
pembicaraan dengan beberapa prinsipal sepeda serta mengkaji penerapan Standar Nasional Indonesia
(SNI). “Kami ingin nantinya sepeda yang dipakai masyarakat Indonesia adalah 100% produksi industri di
Indonesia,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE)
Taufiek Bawazier menyampaikan, pihaknya tengah memacu penguatan rantai suplai bagi industri sepeda
di dalam negeri. “Kami akan berupaya tingkatkan TKDN-nya, selama ini rata-rata telah mencapai 40%,”
ujarnya.

Taufiek menjelaskan, industri sepeda di dalam negeri juga perlu memanfaatkan teknologi terkini
sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan mampu menghasilkan produk berkualitas dengan lebih
efisien. “Bagian yang saat ini perlu didukung terutama penerapan teknologi nano untuk bahan rangka
sepeda yang terbuat dari carbon karena secara material lebih ringan. Industri ini yang harus dibangun di
dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan para produsen. Selain itu, rata-rata komponen lain sudah bisa
dibuat di dalam negeri,” tuturnya.

Bahkan, Kemenperin juga mendorong pengembangan sepeda listrik. Hal ini karena Indonesia memiliki
potensi sumber daya alam berupa nikel untuk kebutuhan bahan baku baterainya. “Jadi, kami akan
optimalkan pabrik-pabrik baterai di dalam negeri untuk mengembangkan sepeda listrik. Inovasi menjadi
sangat penting, termasuk desain sepeda yang sesuai dengan tipe atau kebutuhan konsumen Indonesia,
karena untuk kenyamanan bersepeda itu sendiri,” imbuhnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo mengaku optimistis,
industri sepeda nasional bisa bangkit dengan dukungan pemerintah terutama dalam upaya membenahi
infrastruktur penunjangnya. Apalagi kehadiran sepeda bukan lagi sekadar alat rekreasi, tetapi saat ini
untuk kebutuhan dalam menjaga kesehatan.

“Dengan adanya perubahan gaya hidup, pengembangan industri sepeda nasional juga akan terdongkrak.
Oleh karena itu, komponen impor harus disubstitusi dengan produk dalam negeri agar menciptakan 100
persen karya anak bangsa,” terangnya.

Menurut Eko, pemerintah harus mendorong masyarakat menggunakan transportasi ramah lingkungan
dengan infrastruktur yang baik, salah satunya melalui penggunaan sepeda. “Jadi, pemerintah harus
fokus menangani industri ini, sehingga kalau upaya ini diseriuskan bisa sebagai goodwill dari pemerintah
untuk mendukung masyarakat memilih sepeda sebagai alat transportasi,” tandasnya.

Tips Bersepeda yang Aman Saat Wabah Corona ala B2W